3 Film Korea tentang Penculikan yang Seru


Gak disangka gak diduga, ke-3 film dibawah ini seru-seru lho. Membawa emosi penontonnya, bikin penonton bertanya-tanya, dan ceritanya tentang penculikan. Tapi, justru filmnya gak garing. Bahkan ada yang endingnya gak ketebak sama sekali. Bikin penonton tertipu deh.

1. Montage (2013)

Movie, Poster, Korea, Thriller
Montage

Kenapa Montage saya taruh diurutan pertama? Karena film ini benar-benar menipu saya. Endingnya keren deh dan saya suka film yang seperti ini. Singkat cerita, film ini menceritakan tentang penculikan yang terjadi 15 tahun silam. Selama itu korban (ibu dari anaknya yang diculik) diduga masih menyimpan trauma mendalam atas tragedi tersebut. Detektif yang menangani kasus ini seakan sudah kehabisan akal untuk dapat mengungkap kasus yang sudah terjadi hampir 15 tahun belakangan ini. Ditambah lagi ia merasa korban masih belum bisa dimintai keterangan dan masa penyelidikan kasus sudah mendekati masa limitasi atau disebut tutup buku. Hal ini mengakibatkan penculik akan berkeliaran dengan bebas. Melihat kondisi korban yang meminta detektif agar tidak menyerah dengan kasusnya, makhirnya si detektif luluh kembali dan mencoba mencari pelaku atas kasus tersebut. Ia kemudian mencoba pergi lagi ke TKP dan tanpa diduga, ada sebuah petunjuk yaitu terdapat setangkai bunga mawar putih tepat di lokasi kejadian. Ketika ia menanyakan kepada si korban melalui telepon, ternyata si korban tidak merasa menaruh bunga itu di lokasi kejadian karena yang tahu lokasi tersebut hanyalah polisi.



Tersadar ada yang janggal, detektif langsung pergi melihat rekaman CCTV untuk mendapatkan wajah orang yang menyimpan bunga tersebut. Namun wajahnya terlihat samar sehingga detektif sulit mengenalinya. Ia langsung terjun ke lokasi bersama rekannya berharap masih ada jejak dari pelaku. Ditemukan jejak mobil yang masih baru di perbukitan dekat lokasi. Detektif kemudian mencoba mencari mobil yang menggunakan CCTV pada jam dimana tersangka sedang melintasi lokasi kejadian. Namun hasil penelusuran nihil. Mobil yang dikendarai tersangka tidak berplat nomer. Tak gentar mencari si pelaku, detektif akhirnya mencoba mencari mobil yang bentuk bannya sama dengan yang ia temukan di lokasi. Namun jumlah mobilnya tidak sedikit sehingga ia kembali frustasi. Di malam hari, detektif masih belum menyerah. Ia kembali memperhatikan rekaman video CCTV dan tidak sia-sia, ia temukan kembali sebuah petunjuk berupa stiker yang menempel di mobil tersebut.


Keesokan harinya, akhirnya detektif menemukan mobil yang ia cari. Selang beberapa detik, si pemilik mobil keburu melihat detektif tersebut dan ia cepat-cepat melarikan diri. Menyadari hal itu, detektif berusaha mengejar si pemilik mobil (tersangka) meskipun berhasil meloloskan diri. Kala itu korban memohon pada detektif untuk tidak menyerah. Namun detektif bilang, waktu sudah hampir habis. Masa limitasi kasus ini akan segera berkahir 2 jam lagi. Korban merasa kecewa dan akhirnya ia pergi. Masih tersimpan sakit yang mendalam didiri korban dan juga detektif yang masih ingin memecahkan kasus ini samapai tuntas.

 

Akankah kasus ini terungkap meskipun masa limitasi kasus sudah berakhir? Tonton aja :D Pasti gak akan nyangka...

2. Voice of Murderer (2007)

Movie, Poster, Korea, Thriller
Voice of Murderer

Voice of Murderer merupakan film yang diangkat dari kisah nyata. Saat itu di Korea terjadi penculikan seorang anak dari pembawa acara berita terkenal. Penculikan berlangsung selama 44 hari. Selama itu polisi besserta orang tua korban berusaha menangkap si pelaku, namun selalu gagal. Singkat cerita, pembawa acara ini mempunyai anak tunggal berbadan gemuk. Ibunya menginginkan ia kelak bisa tumbuh dewasa dengan badan yang ideal sehingga si anak disuruh melakukan berbagai cara untuk menurunkan berat badannya. Suatu sore si anak sedang berolah raga di taman , sedangkan ibunya tengah asyik menonton TV di apartemen. Namun semakin larut malam, anaknya tidak kunjung pulang. Ibunya mulai cemas, tapi suaminya bilang jangan dulu melapor ke polisi, tunggu beberapa jam hingga pukul 12 malam.


 

Pukul 12 malam tiba. Mereka berdua segera melapor ke polisi. Namun keburu ada telepon masuk dari si penculik. Si penculik meminta agar kedua orang tua si korban untuk tidak melapor ke polisi mengenai kasus ini. Ayah si korban meminta istrinya untuk tidak melibatkan polisi dan percayakan semuanya kepada suaminya. Namun diam-diam sang istri tidak tahan untuk meminta bantuan polisi.




Sepertinya si penculik mengetahui adanya campur tangan poilisi sehingga ia sering sekali mengubah-ubah tempat yang dijanjikan untuk saling menukar antara uang tebusan dan anak si korban. Sayangnya, uang tebusan lenyap seketika tanpa adanya pertukaran. Orang tua korban terutama suaminya menjadi membabi buta. Ia sudah tidak percaya lagi dengan bantuan polisi. Istrinya hanya bisa menangis. Keadaan ini penuh emosional, sedangkan si penculik selalu menelepon dan memberi harapan palsu yang pada akhirnya uang si korban kembali diambilnya tanpa penukaran.


 

Menurut saya, film ini melibatkan emosi penonton. Bukan sekedar film penculikan biasa. Meskipun sampai ending kita tidak pernah tahu siapa pelaku penculikan. Tapi over all.... film ini tidak membosankan. Malahan saya diberikan sebuah jawaban yang tidak terduga di ending film ini. Dan rasa simpati saya muncul ketika mengetahui bahwa film Voice of Murderer merupakan kisah nyata yang diangkat menjadi sebuah film. Semoga kasus ini cepat terungkap dan pelaku dapat mendapatkan ganjaran yang setimpal. 

3. Midnight FM 

Movie, Poster, Korea, Thriller
Midnight FM

Sebenarnya film ini sudah diulas di postingan sebelumnya. Midnight FM merupakan film Korea dengan tema penculikan juga. Penculikan ini terjadi pada anggota keluarga seorang penyiar radio acara tengah malam yang mempunyai cukup banyak penggemar sehingga ia dijuluki ratu improvisasi karena acara yang ia bawakan hanya modal bicara sendirian. Meskipun begitu, suasana dalam acara tersebut dapat terbangun dengan baik. Singkat cerita, pada malam terakhir si penyiar radio menyiarkan acaranya ia berharap acara ini dapat berkesan untuk penggemar setianya. Namun ternyata ada yang terobsesi dengan acara tersebut secara berlebihan sehingga berujung kepada penyekapan keluarganya yang terdiri dari adik dan kedua anaknya yang masih kecil. 

 

Penyekapan ini terjadi semata-mata agar permintaan si penjahat dapat diikuti oleh si penyiar radio. Jadi secara tidak langsung siaran terkahir ini menampilkan sekenario yang diinginkan oleh si penjahat. Saat menonton film ini saya benar-benar tidak mengerti maksudnya apa. Tapi seiring berjalannya film, bila diperhatikan dengan seksama, si penjahat kelihatannya penggemar berat dari acara tersebut namun ia mempunyai sisi lain seperti seorang psikopat yang mudah sekali membunuh siapa saja.


 

Mengetahui anggota keluarganya disekap, si penyiar radio mulai panik dan mencoba mengikuti apa yang diinginkan oleh si penjahat itu. Ia menjadi gugup dan teman-teman satu tim di acara tersebut menjadi kebingungan karena tiba-tiba saja mereka melihat temannya ini berubah sperti orang stress. Namun hebatnya, meskipun teman-temannya tidak tahu penyebabnya apa, mereka berusaha menuruti kemauan dari si penyiar radio. 


  

Mendengar siaran itu tidak berjalan semestinya, produser acara tersebut menghampiri studio tempat siaran berlangsung. Bisa dibilang prosduser ini mengacauakan acara tersebut. Alhasil si penyiar radio merasa harapannya telah pupus dan ia ketakutan akan nasip keluarganya yang disekap di apartemen miliknya. Tidak lama berselang dari keributan ini, suara handphone milik si penyiar berbunyi. Mendengar pesan dari si penjahat itu bahwa adiknya telah mati karena ulah si penyiar yang tidak dapat menjalankan keinginannya dengan baik, akhirnya si penyiar jatuh pinsan dan dari situ lah rekan-rekan satu tim-nya beserta produsernya tahu duduk pemasalahannya. Aksi menegangkan pun segera dimulai dan bagaimana nasip kedua anaknya yang masih kecil? 

Semoga film diatas bisa menjadi teman liburan buat kawan-kawan :D terimakasih sudah berkunjung... 

Baca Juga:

Komentar